Jumat, 08 Januari 2010

Eloknya Tarian Manta di Arborek

Di Manta Point Arborek, para pecinta selam akan dengan mudah menjumpai ikan dengan tubuh gigantis ini. Menurut Dedy Mayor, teman yang selalu memandu perjalanan saya di Raja Ampat, Manta ray di sini tak segan-segan berenang mendekati penyelam seolah mengajak bercengkrama dan menari di dalam air. Dedy Mayor menambahkan, atraksi Manta ray berputar dan meliuk-liukkan tubuhnya berulangkali seolah menjadi atraksi akrobatik yang memesona. Gelombang yang ditimbulkan dari kepakan sayap mamalia raksasa yang terbang di kedalaman air ini juga cukup membuat penyelam terombang-ambing. Manta ray yang ditemukan di perairan Kepulauan Raja Ampat merupakan spesies Manta birostris. Sebagai hewan gigantis, ikan pari Manta di Raja Ampat ukuran tubuhnya bisa mecapai sekitar 6-7 meter dan berbobot hingga 2 ton. Ikan ini biasa hidup berkelompok di perairan berarus deras. Plankton dan ubur-ubur adalah hidangan lezat bagi para Manta. Bagi Anda yang tidak memiliki kemampuan menyelam, jangan berkecil hati. Manta ray di lokasi ini seolah tahu bagaimana memanjakan pelancong yang ingin menyaksikan wujudnya. Ikan-ikan pari Manta ini tak jarang terlihat muncul di permukaaan air. Anda bisa menyaksikan Manta ray cukup dari atas longboat atau hanya dengan bersnorkeling. Kejadian langka yang sulit dijumpai.

Pesona Manta ray terkadang juga bisa disaksikan di sekitar dermaga Kampung Arborek. Saat longboat kami merapat ke dermaga ini dua ekor Manta ray terlihat asik bermain, mereka bahkan tak terganggu dengan bisingnya suara mesin longboat kami. Menurut Kepala Desa Arborek, Daud Mambrasar, warga Arborek yang hidup sebagai nelayan tidak menangkap jenis ikan ini. Sistem sasi laut atau larangan menangkap jenis-jenis hasil laut di kawasan tertentu yang disepakati turut membantu konservasi laut berbasis masyarakat. Tak heran jika populasi ikan Manta di lokasi ini masih cukup banyak. Selain atraksi Manta, Anda juga bisa menyaksikan aktivitas para perajin anyaman dari daun pandan laut. Kerajinan anyaman ini biasanya dikerjakan oleh kaum wanita. Mereka membentuknya menjadi topi, kotak, dan noken (tas) warna-warni dengan berbagai variasi dan ukuran. Berminat untuk membawa pulang kerajinan ini sebagai oleh-oleh? Kerajinan ayaman ini dijual dengan harga berkisar Rp 30.000 hingga Rp 75.000 per buah. Umumnya, kerajinan ini dibeli oleh turis asing yang singgah usai menyelam di Manta Point. Sebagai kampung wisata, Daud Mambrasar dalam waktu dekat berencana membuat toko suvenir di kampung ini. Tujuannya tak lain untuk memajang seluruh kerajinan ayaman yang dihasilkan warga kampung Arborek. Pelancong yang berkunjung tidak perlu bersusah payah datang ke rumah-rumah penduduk untuk mendapatkan buah tangan ini. Untuk mencapai Arborek harus ditempuh melalui jalur laut. Dari Sorong kita bisa menggunakan kapal menuju Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat, Waisai. Ada dua pilihan, pertama menggunakan kapal cepat dengan waktu tempuh sekitar 2 jam, atau menggunakan kapal perintis milik pemerintah daerah dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Anda perlu merogoh kocek sebesar Rp 100.000 sampai Rp 125.000 perorang. Dari Waisai perjalanan masih harus dilanjutkan dengan menggunakan longboat menuju Manta point di Arborek dengan waktu tempuh sekitar 5 jam. Biaya sewa longboat berkisar Rp 300.000 sekali jalan.

Sumber: Kompas.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar